ANALISISPROPOSAL USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH “TERA CATERING”
Disusun
untuk memenuhi salah satu syarat pembelajaran mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Sukirman, S.Pd, SH, MM
Nama : Tera Tiffani Adammila
NIM : 201511199
Kelas : 4D MANAJEMEN
PROGDI MANAJEMEN/FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
analisis proposal usaha mikro kecil menengah “Tera Catering”dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak
Dr.Drs.Sukirman,S.Pd,SH,MM selaku Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal usaha ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal usaha yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kudus,11
April 2017
Penyusun
RINGKASAN
Tera catering ini
adalah usaha catering rumahan yang melayani atau menyediakan makanan yang sudah
siap untuk dimakan, sesuai dengan permintaan memberikan pelayanan yang
memuaskan dengan memberikan banyak variasi pilihan baik untuk pesta, hajatan
ataupun acara tertentu. Tera catering adalah tempat untuk memesan makanan untuk
acara dan bisa memesan sesuai dengan keinginan dengan harga yang terjangkau.
Kegiatan usaha yang akan saya kembangkan meliputi pembuatan dan pemasaran
produk yang dipasarkan dengan cara pemesanan dan jasa lain yang terkait dengan
produk-produk tersebut. Konsep usaha catering saya ini adalah suatu usaha jasa
boga yang melayani penyajian makanan berdasarkan pesanan, yang diolah dengan
sarana dan prasarana yang mendukung sehingga menghasilkan makanan yang lezat,
bergizi, dan higienis serta halal. Usaha ini saya mulai dari
usaha rumahan. Strategi pemasarannya bisa dimulai dari mulut ke mulut ke
tetangga, sanak saudara dan teman saya. Misalnya saja saya bisa menawarkan
bantuan ke tetangga saya yang sedang mengadakan acara arisan/ulang tahun dengan
menerima pesanan kue atau masakan. Kalau untuk acara seperti ini tentunya
jumlah pesanan tidaklah banyak, cukup mudah untuk tahap awal.
ABSTRAK
Kewirausahaan
merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat
hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di
dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan
adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang
berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit.
Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan
masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan
juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu
meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan, motivasi berprestasi
dan self efficacy terhadap keinginan berwirausah. Pengumpulan data dilakukan
dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada responden. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa : Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha.
Kata
Kunci : Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keinginan Berwirausaha Mahasiswa
DAFTAR ISI
Halaman
Depan................................................................................................................... i
Kata
Pengantar.................................................................................................................... ii
Ringkasan............................................................................................................................ iii
Abstrak................................................................................................................................ iv
Daftar
Isi............................................................................................................................. v
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
BAB
III. LANDASAN TEORI
A. Apa
itu wirausahawan............................................................................................. 5
B. Risiko
dan karakteristik wirausaha.......................................................................... 5
C. Mengatasi
tekanan................................................................................................... 6
D. Jiwa
wirausahawan.................................................................................................. 6
E. Ideologi
wirausaha.................................................................................................. 7
F. Jati
diri wirausaha.................................................................................................... 7
G. Bisnis
di tempat kerja.............................................................................................. 8
H. Sikap
karir................................................................................................................ 8
I. Sikap
mental............................................................................................................ 9
J. Perilaku
positif......................................................................................................... 9
K. Risiko
usaha............................................................................................................. 10
L. Keputusan
risiko...................................................................................................... 10
M. Kembangkan
ide...................................................................................................... 11
N. Pengambilan
risiko................................................................................................... 11
BAB
IV. ANALISIS KASUS........................................................................................... 13
BAB
V. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................................ 19
Daftar
Pustaka..................................................................................................................... 20
A. Latar Belakang
Kewirausahaan
(entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru
dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan
untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan
cara-cara baru dan berbeda.
Di
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Orang
yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian
nasional.
Wirausaha
merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara
memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam
menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :
a. Skill
(kemampuan)
Seorang
pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena tanpa
skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan
skill (kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam
berwirausaha.
b. Tekad
(kemauan)
Apabila
seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad
(kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu
akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan.
c. Modal
Modal
merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan suatu
usaha disamping mempunyai skill dan tekad.
d. Target
dan Tujuan
Seorang
pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan
target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak
direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
e. Tempat
Tempat
berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang dalam
hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen
mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.
B.
Tujuan
a. Supaya
memahami apa itu wirausaha
b. Supaya
memahami risiko dan karakteristik wirausaha
c. Supaya
memahami apa itu jiwa usaha
d. Supaya
mengetahui analisis wirausaha dari Tera Catering
e. Supaya
mengembangkan jiwa usaha bagi mahasiswa
f. Memenuhi
tugas kewirausahaan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah
kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha
yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha. Kata
wirausaha atau “pengusaha” berasal dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang artinya pemimpin musik atau pertunjukan
(Jhingan, 1999:425).
Dalam
bahasa Belanda dikenal sebagaiondernemer dan di Jerman dikenal
sebagaiunternehmer . Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung
jawab, antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut
kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, pembelian,
penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya.
Djatmiko
(2011:7) mengatakan wirausaha atau wiraswasta atau saudagar merupakan istilah
yang melekat pada diri seseorang yang mampu berdiri sendiri karena keunggulan
yang dimiliki dalam bidang usaha. Hal itu sesuai dengan arti kata wiraswasta
itu, yaitu: Wira: manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar,
berani, pahlawan dan pendekar kemajuan dan mempunyai keagungan watak, Swa:
sendiri, dan Sta: berdiri.
Meredith,et.al.
(1996) mengatakan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan,
melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan kesuksesan.
Thomas
W.Zimmerer (1996) dalam Suryana dkk. (2011:1) mengatakan kewirausahaan adalah
hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Seorang
wirausaha adalah seseorang yang memiliki visi bisnis atau harapan dan
mengubahnya menjadi realita bisnis. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan
yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar
pendorong perubahan inovasi, dan kemajuan di perekonomian, sehingga wirausaha
adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam
semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba
untuk dipahami oleh orang lain.
Para
wirausahwan berada di dunia yang terakhir menjadi yang pertama, tempat
penawaran menciptakan permintaan, tempat keyakinan mendahului pengetahuan. Kets
De Vries (1997:268) menggolongkan wirausaha berdasarkan dari lingkungan mereka
berasal, yaitu :
1. Wirausaha
craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam tehnologi
rendah, mekanik yanggenius dan mempunyai reputasi dalam industri.
2. Wirausaha
opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives .
3. Wirausaha
dengan bekal pengalaman tehnologi, ia memiliki pendidikan formal.
4. Kewirausahaan
ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat
dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.
Risiko
dan Karakteristik
Landau
(1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk bearing) ndengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar
kalsifikais entrepreneur. Hubungan tersebut dapat diperhtaikan Tabel 1.1
Gambler merupakan entrpreneur juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik
inovasi rendah risiko yang besar. Dreamer
(pemimpi) dan entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi tetapi hanya
menerima risiko yang rendah.
Tabel:
1.1
Entreprenuer
Klasifikasi Landau
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
High
Risk
Bearing
Low
Low high
Innovatieness
Consolidator
adalah entrepreneur yang bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi
rendah. Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inivasi
tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
BAB III. LANDASAN TEORI
A.
Apa
itu wirausahawan
Pengertian
wirausaha (enterpreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, kurotku dan Hodgetts (2001) menatakan bahwa enterpreneur yang berarti mengambil
pekerjaan . Konsep mengenai enterpreneur adlah sebagai berikut:The enterpreneur is one who undertake o
rganize, and asume thr risk of businnes.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan sesorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelol dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebuat risiko sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entreprenuer is one who creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the
necessary to capitalize on them.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan.
Entrepreneur
mempunyai empat karakteristik yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keutungan
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa yang mendatang
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan erjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
B.
Risiko
dan Karakteristik Wirausaha
Kuratko
dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entrepreneur:
1. Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir
2. Entrepreneur
dilahirkan bukan dibuat atau diciptakan
3. Entrepreneur
selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu
4. Entrepreneur
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat
5. Entrepreneur
harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan
8. Ketidaktahuan
merupakan kebahagiaan bagi entrepreneur
9. Entrepreneur
menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi
10. Entrepreneur
adalah sangat pengambil resiko.
Entrepreneur
harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko.
Kondisi ini menujukkan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (strees) setiap
inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian.
C.
Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi
tekanan entrepreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi,
yaitu:
1. Menciptakan
networking: kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total: pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan entrepreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan
sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekreja: entrepreneur mau membuka pintu berdiskusi dengan karyawan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan: entrepreneur dapt melakukan kegiatan dikuar
perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak
menjadi persoalan.
5. Pendelegasian:
entrepreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak
dikerjakan sendiri seluruhnya
D.
Jiwa
Wirausaha
Pelaku
usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagi berikut:
Ciri-Ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
Yakin, tidak tergantung,
individualis, optimis
|
Berorientasikan pada
tugas dan hasil
|
Butuh prestasi,
orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan
inisiatf.
|
Pengambil risiko
|
Mampu mengambil
risiko, suka tantangan
|
Kepemimpinan
|
Sebagai pemimpin,
mudah bergaul, menanggapi sarab dan kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif,
fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak
|
Berorientasi ke masa
depan
|
Pandangan ke depan
perseptif.
|
E.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
kenginan dalam menjalankan hidup. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha
mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri.
Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar, wirausaha berhasil setelah
mengalami kegagalan. Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam
mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha
pada umunya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu
hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam jagka waktu yang terlalu lama
hanya akan menghambat dan pertumbuhan pribadi.
F.
Jati
diri wirausaha
Manusia
adalah individu yang unik, mempunyai pegalaman masa lampau berbeda, hidup dalam
situasi berlainan,memiliki ikatan dan tanggung jawab berlebihan, dan memiliki
tujuan hidup berlainan. Pegalaman seorang pelaku usaha harus luas dan beragam
serta dapat menentukan situasi kehidupn yang sekarang. Wirausaha sling meniru
antara satu dengan yang lainya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan”
akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni. Wirausaha mempunyai
tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan
tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri
sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan
pribadi secara terus menerus.
G. Bisnis di tempat kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekearja dalam
keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat kerja. Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang
diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
belajar dan berkembang dalam karier.
H. Sikap Karir
Pelaku
bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1.
Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk
mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi,
tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.
Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis
sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis.
3.
Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang
karir yang dipilih.
4.
Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas
denga prestasi masa lampau.
5.
Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu
melakukan perubahan.
6.
Berorientasikan pada tindakan.
7.
Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada
menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan
gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
8.
Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak
waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga.
9.
Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk
mensukseskan suatu kegiatan dari suatu keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya menapai hasil maksimum.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga.
13. Mengambil
keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampau.
I. Sikap Mental
Pelaku
usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan
pengembangan sikap mental yang baik.
1.
Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui
bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi.
2.
Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa,
menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu memungkinkan
terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagian manusia membatasi pikiran pada problem dan
kegiatan-kegiatan sehari-hari
4.
Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat.
5.
Pikiran mampu terorganisasi dengan baik dan mampu
memusatkan berbagai permasalahan
J. Perilaku Positif
Sikap
positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.
Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara
produkti.
2.
Pilih sasaran positif dalam pekerjaan
3.
Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak
secara wirausah.
4.
Jauhi pikiran dan ide negatif
5.
Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan
pikiran secara produktif
6.
Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk
meningkatkan situasi
7.
Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang
benar
8.
Lingkungan mempengaruhi prestasi
9.
Percaya diri sendiri dan bakat
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan
K. Risiko Usaha
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil: mendapatkan kepuasan besar dalam
melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi
dihindari karen sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti
wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin bertambah
besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi.
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya pelaku usaha membuat pilihan dari
dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan
harus dinilai secara obyektif. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang
“mengandung risiko” atau altenatif “konservatif” tergantung dari:
1.
Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2.
Kesediaan menerima kerugian
3.
Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4.
Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi
kerugian.
Ciri-ciri
wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1.
Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi ralitas.
2.
Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada
diri sendiri.
3.
Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan
diri sendiri.
L. Keputusan Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh
pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya
dan mengelakkan risiko yang kecil. Pengambilan risiko dalam kehidupan
melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk
masa depan, dan kenginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia
mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan.
Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan
mengambik risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan
datang.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggungjawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat
ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi gagasan. Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko
yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai yang tidak diperlukan, usahakan
dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih
besar dari risiko yang terkandung.
M. Kembangkan Ide
Semua orang kreatif, jika telah
mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai
pelaksanaan, alam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat
membantu mengatasi:
1.
Uraikan ide kepada istri atau teman, lebih baik
membicarakan suatu ide sebelum ditulis.
2.
Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada
orang lain, jangan mengusulkan ide kepada perusahaan sewaktu mengalami krisis.
3.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit.
N. Pengambilan Risiko
Pengambilan risiko merupakan gaya
perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat
ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis risiko:
1.
Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya
risiko yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Apabila mempunyai arus kas
baik, cadangkan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat
dipastikan meningat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit
risiko di dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, mekipun
alternatif pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksan untuk diambil
karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
2.
Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan
3.
Teliti alternatif
Alternatif-alternatif ditentukan
secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif.
4.
Kumpulkan informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan
informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik.
5.
Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan
penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan,
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan
perusahaan
b.
Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan
(demi keuntungan)
c.
Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk
mewujudkan perubahan
d.
Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan
strategi
6.
Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susun sebuah
rencana untuk pelasanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas,
seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan
balik, sehingga perbahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB IV. ANALISIS KASUS
A. Entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan.
Entrepreneur mempunyai
empat karakteristik yaitu:
a.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai
kemungkinan menghasilkan keutungan
b.
Berani menanggung dan menerima risiko
bisnis tersebut di masa yang mendatang
c.
Bisnis yang sedang ditekuni akan
mempunyai kesempatan bertumbuh
d.
Perusahaan akan membuat inovasi dan
erjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Analisa
kasus:
Menurut
saya dalam usaha saya Tera Catering sudah tepat dengan pengertian entrepreneur
yang tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya
pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan, karena
saya sebagai pelaku usaha sudah berani menanggung risikp sebuah bisnis jika
nanti usaha saya mengalami kegagalan dalam berusaha, dan saya sebagai pemilik
usaha Tera Catering akan mengembangkan usaha bisnis saya hingga menjadi
catering terbaik sesuai dengan visi saya yaitu Tera Catering berupaya untuk
menempatkan diri sebagai bisnis catering terbaik.
B. Entrepreneur
harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko.
Kondisi ini menujukkan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (strees) setiap
inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian.
Analisis Kasus:
Menurut saya sebagai
wirausahawan sudah memiliki motivasi kerja untuk memajukan usaha saya, saya
juga sudah mempunyai jaringan dalam hal ini yang saya maksud adalah pelanggan
walau hanya sekedar sanak saudara dan tetangga yang tau, tetapi saat ini saya
mengelola jaringan itu melalui promosi biar bertambah besar agar usaha yang
saya jalankan akan berjalan kedepannya. Dalam strategi pemasaran saya juga
tidak gencar untuk mempromosikan strategi pemasarannya bisa
dimulai dari mulut ke mulut ke tetangga, sanak saudara dan temansaya. Misalnya
saja saya bisa menawarkan bantuan ke tetangga saya yang sedang mengadakan acara
arisan/ulang tahun dengan menerima pesanan kue atau masakan. Kalau untuk acara
seperti ini tentunya jumlah pesanan tidaklah banyak.
C. Terdapat
lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
a.
Menciptakan networking: kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan
hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang
dihadapi.
b.
Keluar dari persoalan secara total: pada
saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
c.
Berkomunikasi dengan pekerja:
entrepreneur mau membuka pintu berdiskusi dengan karyawan.
d.
Menciptakan kepuasan diluar perusahaan:
entrepreneur dapt melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan
kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
e.
Pendelegasian: entrepreneur harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Analisis
Kasus:
Dalam
menjalankan usaha pasti semua ada risiko dan tekanan, di dalam buku karangan
Bapak Sukirman dijelaskan bahwa terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan
agar tekanan atau risiko teratasi.
a. Menciptakan
networking, sudah saya sebutkan diatas bahwa saya telah mengembangkan usaha saya
melalui jaringan atau pelanggan-pelanggan melakukan promosi dari mulut ke mulut
atau memberikan brosur hal itu bisa memperluas jaringan agar produk kita banyak
dikenali.
b. Dalam
menghadapi tekanan saya sebagai seorang wirausahawan juga harus mempunyai waktu
libur, untuk merefresh pikiran saya agar tidak jenuh dengan pekerjaan.
c. Berdiskusi
dengan pekerja sudah saya lakukan, saya baru saja membuka usaha catering ini
jadi pekerja saya hanya keluarga dan tetangga dekat saya, jadi saya sering
melakukan diskusi terhadap pekerja saya untuk membahas tujuan dari usaha saya.
d. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan, saya sebagai seorang wirausaha juga menciptakan
kepuasan diluar perusahaan masutnya disini liburan akhir pekan.
e. Pendelegasian
saya sebagai wirausahawan juga tealah membagikan pekerjaan kepada karyawan saya
sesuai dengan bidang yang di tekuninya.
Ciri-Ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
Yakin, tidak tergantung,
individualis, optimis
|
Berorientasikan pada tugas dan
hasil
|
Butuh prestasi, orientasi laba,
tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatf.
|
Pengambil risiko
|
Mampu mengambil risiko, suka
tantangan
|
Kepemimpinan
|
Sebagai pemimpin, mudah bergaul,
menanggapi sarab dan kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif, fleksibel,
banyak sumber, serba bisa, tahu banyak
|
Berorientasi ke masa depan
|
Pandangan ke depan perseptif.
|
D.
Analisis Kasus
Dalam
hal jati diri wirausahawan di dalam buku digambarkan tentang ciri-ciri dan
watak wirausahawan, dalam menjalankan tugas saya sebagai manajer di Tera
Catering saya telah menjalankan watak sebagaimana tercantum dalam tabel diatas,
karena jika saya tidak memiliki pribadi yang optimis pasti usaha saya tidak
akan berjalan dengan lancar.Melahirkan bisnis seperti sebuah keluarga
melahirkan bayi mereka harus bertanggung jawab untuk merawat, mendidik dan
membesarkannya dan “ini butuh waktu dan manajemen yang baik” sehingga bisa
berguna bagi keluarga agama dan negara. Harapan kami untuk produk nasi box
ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju. Di samping itu, kami
mengharapkan supaya produk makanan ini bisa diterima dipasaran, karena produk
ini sangat bagus dan berkualitas.Serta dengan melakukan kegiatan
usaha/wirausaha seperti ini bisa menjadikan kita sebagai pelaku usaha untuk
bisa hidup secara mandiri dan bisa berinovasi dengan usaha yang kita jalankan.
E. Risiko
Usaha
Wirausaha menyukai risiko
realistik karena ingin berhasil: mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan
tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan
yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karen sumber
kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan
yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka
bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi
Analisis Kasus:
Dalam hal ini berani tidak berani seorang
wirausahawan harus menanggung adanya risiko usaha dalam usahanya, karena
keberhasilan itu tidak luput dari kegagalan, disini saya sebagai wirausahawan saya
memang menyukai risiko realistik yang mendapatkan kepuasan besar dalam
melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi
dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu.Persiapkan
mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut
gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Dimana resiko bisnis
adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin
besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba
tetapi gagal daripada gagal mencoba. Dengan demikian kami berharap usaha ini
dapat menghasilkan keuntungan. Wirausahawan juga harus mempunya rencana masa
depan Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu
memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa.
Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya
apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran,
logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini
untuk menghindarkan situasi yang "chaos"(tumpang-tindih, RED), dan
manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana
kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala
aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan.
F. Semua
orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan menyertai pelaksanaan, alam mengurangi risiko ditolaknya suatu
ide, saran,
Analisis Kasus:
Saya
sebagai seorang wirausaha harus mempunyai ide-ide yang kreatif untuk
mengembangkan usaha catering saya, dimana saya harus mempunyai inovasi-inovasi
untuk menjalankan produksi catering saya agar orang tidak bosan dengan
menu-menu yang monoton, ini adalah sebagian dari strategi pemasaran agar
pelanggan tidak cepat bosan dengan menu-menu makanan di Tera Catering yang
beragam. Seperti halnya tugas dari juru masak saya tugasnya adalah
mempersiapkan menu dan mempersiapkan makanan untuk catering. Bagian juru masak
ini merupakan bagian yang harus memiliki kuantitas terbanyak karena tugasnya
pun sangat penting yaitu memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap
dihidangkan dan bisa memuaskan konsumen dengan rasa yang enak dan tampilan yang
menarik. Selain harus memiliki keahlian memasak juru masak juga harus memiliki
ide yang menarik, terampil dalam menentukan menu makanan sehingga tercipta
masakan dengan menu dan tampilan yang baru.
G. Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan.
Analisis Kasus:
Dalam hal
pengambilan risiko memang kita sebagai wirausahawan harus menentukan dengan
penuh perhitungan agar tidak salah melangkah, sesuai dengan tujuan saya Tujuan
utama Bisnis Catering tidak lebih dan tidak lain adalah memperoleh keuntungan
karena semua orang yang berbisnis mulanya berawal dari niatan dan keinginan
mereka untuk memperoleh keuntungan sehingga muncul ide untuk menjalankan usaha
dari keinginan mereka tersebut. Yang kedua dengan mendirikan Bisnis Catering
maka saya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, secara tidak
langsung dapat mengurangi jumlah pengangguran. Membuka usaha makanan seperti
nasi box untuk saat ini cukup menjanjikan karena dewasa ini masyarat yang
cenderung konsumtif dan memperhatikan efisiensi waktu, tempat dan tenaga lebih
memilih hal seperti ini ditangani oleh pihak tertentu yang kompeten.
Jadi
usaha yang saya jalankan di Tera Catering ini sedikit banyak telah mengambil
pembelajaran tentang kewirusahaan dari buku
kewirausahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan
usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan
dan persoalan yang menghampiri usaha Tera Catering ini dari tahun ketahun.
Dengan
menerapkan jiwa wirausaha saya sebagai wirausahawan selalu percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko tantangan, kepemimpinan
sebagai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan, keorisinilan selalu
ber inovasi dan kreatif.
Menyukai
tantangan dan selalu mengambil risiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha,
saya sebagai wirausahawan dalam bidang Catering tidak mudah putus asa saat
mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang
harus direnungi sesaat saja dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagalan
sebagai pengalaman dalam menjalankan setiap usaha
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
membuat atau memulai bisnis usaha catering kita perlu persiapan dan perlu
sebuah “business planning”. Tidak
perlu yang rumit karena terlalu rumit pun malah memakan waktu. Misalnya membuat
rencana sampai 6 bulan. Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis
kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah
kita periksa. Mulai dari masalah produksi, staff, produknya (menu), pemasaran,
logistik dan promosi seperti dalam acara family gathering, semuanya harus masuk
“check list”. Kita tidak perlu membuat rencana kerja setebal laporan penelitian
tapi cukup 2-5 halaman saja. Segala aspek dari bisnis catering dan catering
reception telah kita pikirkan.
Melahirkan
bisnis seperti sebuah keluarga melahirkan bayi mereka harus bertanggung jawab
untuk merawat, mendidik dan membesarkannya dan “ini butuh waktu dan manajemen
yang baik” sehingga bisa berguna bagi keluarga agama dan negara. Harapan kami
untuk produk nasi box ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju.
Di samping itu, kami mengharapkan supaya produk makanan ini bisa diterima
dipasaran, karena produk ini sangat bagus dan berkualitas. Serta dengan
melakukan kegiatan usaha/wirausaha seperti ini bisa menjadikan kita sebagai
pelaku usaha untuk bisa hidup secara mandiri dan bisa berinovasi dengan usaha
yang kita jalankan.
B.
Saran
Agar pelaksanaan suatu
usaha dapat berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara lain:
1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa
di laksanakan
2. Pandai berkomunikasi
3. Mempunyai etos kerja yang tinggi
4. Mau mendengarkan kritik dan saran
dari orang lain
5. Tidak mudah putus asa
6. Mampu menghasilkan produk yang
berkualitas
7. Mengutamakan kepuasan pelanggan
8. Disiplin,bertanggung jawab,kreatif
dan inovatif
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. Kewirausahaan. Semarang: Galaksi Nusindo
2008
Sukirman,
2017.Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan
Terhadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus di Kabupaten Kudus,
Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)
Sukirman,
2017.Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Kinerja Perusahaan Industri Kecil Di Kabupaten Pati, Kudus:
Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)
0 komentar:
Posting Komentar